PROFESOR BACK TO ALUMNUS : PROF. DR. IR. ELFI ANIS SAATI, MP MENGAJAK ALUMNI SMAN 1 BANGIL-PASURUAN UNTUK MENJAGA LINGKUNGAN, SUMBERDAYA ALAM DENGAN KREATIF DAN MEMBERDAYAKAN.

Rabu, 11 Desember 2024 05:23 WIB   Riset, Pengabdian, dan Kerjasama

Pasuruan, 10 Desember 2024 — Dalam upaya memperkuat karakter generasi muda dan mewujudkan cita-cita bangsa yang mandiri serta berdaya saing, kegiatan Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5) kembali menjadi sorotan. Salah satu implementasinya ditampilkan dalam acara kuliah tamu bertema “Kegiatan P5: Makanan Sehat Berbasis Kearifan Lokal” yang diselenggarakan di Aula SMAN 1 Bangil-Pasuruan. Acara ini dipimpin oleh Prof. Dr. Ir. Elfi Anis Saati, MP., seorang pakar pangan dan gizi sekaligus Ketua Pusat Studi Penelitian & Pengembangan Produk Halal Universitas Muhammadiyah Malang (UMM).

Acara yang berlangsung meriah ini dihadiri oleh sekitar 430 siswa dari SMAN 1 Bangil-Pasuruan dan SMA Taruna Madani I Jatim. Selain kuliah tamu, acara juga diisi dengan penandatanganan Memorandum of Understanding (MoU) antara SMAN 1 Bangil-Pasuruan, Universitas Muhammadiyah Malang, dan Komunitas APSAI (Aksi Pengembang Sekolah Adiwiyata Indonesia) Malang Raya. Penandatanganan tersebut dilakukan langsung oleh Kepala Sekolah SMAN 1 Bangil, Dr. H. Imron Rosidi, M.Pd., bersama Dewan Guru Besar UMM, Prof. Dr. Tobroni, M.Si., dan Drs. Samsudin, M.Si. selaku perwakilan APSAI.

Kerjasama antara UMM dengan SMAN1 Bangil-Pasuruan, sebagai Sekolah Adiwiyata

Menanamkan Karakter Berbasis Kearifan Lokal

Dalam paparannya, Prof. Elfi Anis Saati menekankan pentingnya pemanfaatan kearifan lokal sebagai bagian integral dari penguatan karakter generasi muda. Materi yang disampaikan mencakup keunggulan sumber daya alam lokal serta inovasi dalam pengolahan produk pangan dan non-pangan. Sebagai contoh, bunga mawar lokal dari Bangil-Pasuruan dapat diolah menjadi minuman berantioksidan tinggi, sementara tanaman kelor bisa menjadi bahan tambahan beras analog dengan kandungan protein, zat besi, dan pro-vitamin A yang tinggi.

“Kearifan lokal tidak hanya menjaga identitas budaya, tetapi juga menjadi solusi inovatif untuk menjawab kebutuhan pangan yang sehat dan berkelanjutan. Dengan memahami kekayaan hayati lokal, generasi muda dapat menciptakan produk unggulan daerah yang mampu bersaing secara global,” ujar Prof. Elfi. Beliau juga menyoroti pentingnya pemanfaatan limbah organik, seperti kulit buah naga, yang dapat diolah menjadi sumber serat dan pewarna alami untuk produk seperti jelly atau nugget.

Sinergi Pendidikan dan Pengabdian Masyarakat

Kegiatan ini merupakan bagian dari program “Profesor Back to Alumnus”, sebuah inisiatif dari Universitas Muhammadiyah Malang yang menghubungkan profesor dengan almamater mereka. Program ini tidak hanya bertujuan memperkuat hubungan antara sekolah dan perguruan tinggi, tetapi juga mengintegrasikan nilai-nilai Tri Dharma Perguruan Tinggi dalam bentuk nyata. UMM, yang telah diakui sebagai Perguruan Tinggi Swasta Unggul, terus menunjukkan komitmennya dalam pengabdian kepada masyarakat melalui inovasi dan kolaborasi.

Sebagai salah satu perguruan tinggi terkemuka dengan akreditasi unggul dan berbagai penghargaan internasional, UMM juga menawarkan peluang magang di dalam dan luar negeri. Program ini membuka jalan bagi mahasiswa untuk bersaing di tingkat global sambil tetap mengakar pada kearifan lokal.

Menghadapi Bonus Demografi dengan Inovasi

Indonesia saat ini berada pada puncak bonus demografi, di mana proporsi penduduk usia produktif mencapai tingkat tertinggi. Hal ini menjadi peluang sekaligus tantangan. Tingginya tingkat pengangguran lulusan perguruan tinggi, yang mencapai 12,49%, menunjukkan perlunya keterampilan tambahan untuk mendukung target nasional, terutama dalam ketahanan pangan dan energi.

“Generasi muda harus dibekali dengan keterampilan IPTEKS, kemampuan digital, dan penguasaan bahasa asing. Namun, lebih dari itu, mereka perlu mencintai bangsanya dengan mengenali dan memanfaatkan kekayaan hayati lokal,” ungkap Prof. Elfi.

Dalam sesi diskusi, banyak peserta yang antusias mengajukan pertanyaan seputar metode ekstraksi bahan alami, tantangan dalam pemanfaatan limbah organik, hingga prospek produk olahan berbasis kearifan lokal. Prof. Elfi menjawab pertanyaan dengan memberikan wawasan berbasis penelitian yang telah beliau lakukan selama lebih dari dua dekade, termasuk proyek-proyek yang memperoleh penghargaan dari DIKTI dan lembaga internasional.

Antusias para siswa dalam bertanya memperoleh Hadiah/Doorprize dari UMM, Prodi & Profesor

Peserta siswa SMAN1 Bangil-Pasuruan mengikuti kegiatan Kuliah Tamu

Kolaborasi untuk Masa Depan Berkelanjutan

Selain menjadi ajang berbagi ilmu, kegiatan ini juga bertujuan membuka peluang kerja sama yang berkelanjutan antara pihak sekolah, perguruan tinggi, dan komunitas. Dengan melibatkan berbagai elemen, seperti guru, mahasiswa, dan masyarakat, diharapkan program ini dapat memberikan dampak positif yang luas.

Penutupan acara ditandai dengan harapan besar dari Prof. Elfi agar hasil penelitian dan inovasi yang telah dihasilkan tidak hanya berhenti di Malang, tetapi juga dapat diimplementasikan di Bangil-Pasuruan. “Bangil-Pasuruan memiliki potensi besar untuk menjadi kota pariwisata religi dan edukatif. Dengan pengembangan yang tepat, kita bisa mewujudkan kesejahteraan masyarakat sekaligus melestarikan lingkungan,” pungkasnya.

Acara ini menjadi bukti nyata bahwa sinergi antara dunia pendidikan dan masyarakat dapat menjadi motor penggerak pembangunan yang berkelanjutan. Dengan semangat gotong royong dan inovasi berbasis kearifan lokal, cita-cita Indonesia sehat dan sejahtera kian mendekati kenyataan. (red/dik).

Shared: